- TENTANG VIHARA -
Mengapa kita berdoa di
depan gambar atau patung Sang Buddha, apakah itu termasuk menyembah berhala ?
Kita berdoa di hadapan gambar atau patung Sang Buddha agar dapat
memusatkan pikiran kita akan keagungan dan kesucian Sang Buddha. Dengan
demikian maka kita akan terdorong untuk lebih mempelajari, menghayati dan
melaksanakan ajaran Beliau. Hal ini tidak termasuk menyembah berhala karena
kita tidaklah menyerahkan nasib kita sepenuhnya kepada gambar atau patung
tersebut.
Catatan :
Penyembahan berhala terjadi apabila seseorang menggantungkan dirinya sepenuhnya kepada suatu gambar atau patung tanpa mengerti bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah akibat perbuatannya sendiri dan bukan karena sebab di luar dirinya.
Penyembahan berhala terjadi apabila seseorang menggantungkan dirinya sepenuhnya kepada suatu gambar atau patung tanpa mengerti bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah akibat perbuatannya sendiri dan bukan karena sebab di luar dirinya.
Di dalam agama Buddha justru diajarkan bahwa seseorang harus
melenyapkan kepercayaan bahwa upacara agama semata-mata dapat membebaskan
manusia dari penderitaan, karena hal itu merupakan salah satu belenggu untuk
mencapai kesucian.
Mengapa ada orang yang
suka ke vihara tapi suka berbuat jahat ?
Bisa saja ada orang suka ke vihara tapi suka berbuat jahat
apabila ia hanya datang ke vihara tanpa bersungguh-sungguh menjalankan ajaran
Sang Buddha sehingga akar kejahatan dalam dirinya tidak dapat dihilangkan.
Biarpun seseorang banyak membaca Kitab Suci
Tetapi tidak berbuat sesuai dengan Ajaran
Maka orang yang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain
Ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci
(Dhammapada 19)
Tetapi tidak berbuat sesuai dengan Ajaran
Maka orang yang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain
Ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci
(Dhammapada 19)
Catatan :
Dalam diri setiap mahluk terdapat tiga akar kejahatan yaitu lobha (keserakahan), dosa (kebencian) dan moha (kebodohan) yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan jahat. Umat Buddha haruslah berupaya untuk menghilangkan ketiga akar kejahatan itu.
Dalam diri setiap mahluk terdapat tiga akar kejahatan yaitu lobha (keserakahan), dosa (kebencian) dan moha (kebodohan) yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan jahat. Umat Buddha haruslah berupaya untuk menghilangkan ketiga akar kejahatan itu.
Mengapa setiap agama punya tempat ibadah ?
Setiap agama punya tempat ibadah agar umatnya dapat melakukan
kebaktian agamanya.
Tempat ibadah agama Buddha disebut vihara, yang merupakan suatu
kompleks bangunan yang berisikan patung Sang Buddha untuk dipuja, ruang untuk
pembabaran Dhamma, ruang untuk upacara Sangha dan tempat tinggal para bhikkhu.
Selain itu dapat pula dilengkapi dengan perpustakaan dan lain-lain.
Kalau umat agama lain
kalau bersembayang memakai pakaian hitam putih & sepatu hitam, bagaimana
dengan umat Buddha ?
Umat berkeluarga di dalam agama Buddha disebut umat berpakaian
putih, oleh karena itu dalam mengikuti upacara agama Buddha ataupun pada saat
melaksanakan atthasila (delapan sila) pada hari uposatha di vihara dianjurkan
memakai pakaian putih-putih.
Mengapa setiap tahun
kita ke Borobudur ?
Kita ke Borobudur mengikuti pujabakti Waisak di sana untuk
mengagungkan Sang Buddha dan meningkatkan keyakinan kita akan ajaran Sang
Buddha sehingga kita menjadi lebih terdorong untuk melaksanakan apa yang
diajarkan oleh Sang Buddha dalam hidup sehari-hari. Namun tidak ada keharusan
untuk kita ke Borobudur setiap tahun.
Catatan :
Terdapat empat tempat suci agama Buddha yang seyogyanya dikunjungi oleh umat Buddha untuk menambah keyakinan mereka yaitu tempat kelahiran Pangeran Siddhattha, tempat pencapaian Penerangan Sempurna, tempat Khotbah Pertama, dan tempat Sang Buddha mencapai Pari Nibbana.
Terdapat empat tempat suci agama Buddha yang seyogyanya dikunjungi oleh umat Buddha untuk menambah keyakinan mereka yaitu tempat kelahiran Pangeran Siddhattha, tempat pencapaian Penerangan Sempurna, tempat Khotbah Pertama, dan tempat Sang Buddha mencapai Pari Nibbana.
Mengapa keluarga
Syailendra membangun candi Borobudur ?
Keluarga Syailendra membangun candi Borobudur untuk mengagungkan
agama Buddha.
Apakah Borobudur itu
dimiliki umat Buddha saja ?
Borobudur dibangun ratusan tahun yang lampau oleh umat Buddha
pada waktu itu. Pada masa kini Borobudur merupakan warisan budaya keagamaan
yang tidak hanya merupakan milik umat Buddha tetapi juga milik bangsa Indonesia
dan seluruh umat manusia karena keluarbiasaannya yang menakjubkan.
Mengapa stupa dibangun
seperti kerucut ?
Stupa mempunyai puncak seperti kerucut sebagai lambang pemusatan
pikiran.
Dikutip dari buku Ketika Anak Bertanya Tentang Sang Buddha Dan
Ajarannya (Sangha Theravada Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar