-
TENTANG BHIKKHU –
Bolehkah Bhikkhu makan banyak ?
Seorang
bhikkhu makan sampai jumlah tertentu sesuai dengan batas yang terdapat dalam
mangkok (patta). Apabila menerima persembahan dari umat maka bhikkhu akan makan
dalam jumlah yang sepantasnya dan tidak berlebihan.
‘Mereka
yang tidak lagi mengumpulkan harta kekayaan
Yang sederhana dalam makanan
Yang telah mencapai Kebebasan Mutlak
Maka jejak mereka tidak dapat dilacak bagaikan burung-burung di angkasa
(Dhammapada 92)
Yang sederhana dalam makanan
Yang telah mencapai Kebebasan Mutlak
Maka jejak mereka tidak dapat dilacak bagaikan burung-burung di angkasa
(Dhammapada 92)
Mengapa bhikkhu tidak boleh makan daging ?
Sang
Buddha mengajarkan bahwa seorang bhikkhu boleh makan daging apabila ia tidak
melihat, tidak mendengar dan tidak tahu bahwa hewan itu disembelih untuknya.
Kesucian seseorang tidaklah tergantung dari apa yang dimakannya, tetapi dari
pikirannya.
Catatan
:
Terdapat juga umat Buddha yang melatih diri untuk tidak memakan daging hewan
Terdapat juga umat Buddha yang melatih diri untuk tidak memakan daging hewan
(vegetarian).
Mengapa bhikkhu tidak memakai sepatu tetapi
memakai sandal ?
Tidak
ada peraturan tertentu apakah bhikkhu memakai sepatu atau sandal, namun sebagai
kebiasaan para bhikkhu umumnya memakai sandal yang lebih sederhana dibanding
dengan memakai sepatu (tetapi para bhikkhu tidak diperkenankan memakai sandal
dari kayu).
Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat
bhikkhu ?
Sesuai
dengan peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak boleh bersentuhan dengan
perempuan sekalipun anak kecil. Oleh karena itu anak perempuan tidak boleh
dekat bhikkhu agar tidak bersentuhan dengan bhikkhu.
Mengapa bhikkhu dipanggil bhante, apakah boleh
kita panggil bapak atau sebutan lain ?
Sebagai
umat Buddha kita menyebut bhante kepada seorang bhikkhu, dan tentunya tidak
tepat apabila kita menggunakan sebutan lain seperti bapak dan sebagainya.
Apakah bhikkhu dilarang melihat dan
mendengarkan lagu atau tari-tarian ?
Menurut
peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat
pertunjukkan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria
semata.
‘Dengan
meninggalkan semua kesenangan indria dan kemelekatan
Demikianlah hendaknya orang bijaksana
Membersihkan dirinya dari noda-noda pikiran
(Dhammapada 88)
Demikianlah hendaknya orang bijaksana
Membersihkan dirinya dari noda-noda pikiran
(Dhammapada 88)
Dikutip
dari buku Ketika Anak Bertanya Tentang Sang Buddha Dan Ajarannya (Sangha
Theravada Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar