-
TENTANG SANG BUDDHA -
Siddhatta adalah anak seorang raja, tetapi
mengapa lahirnya di hutan?
Pangeran
Siddhatta terlahir di sebuah taman bunga yang indah yang di sebut Taman
Lumbini. Ini telah terjadi karena ketika tiba saat untuk melahirkan, sesuai
dengan kebiasaan saat itu Ratu Mahamaya kembali ke rumah orang tuanya untuk
melahirkan di sana. Namun di tengah perjalanan ketika beristirahat di taman itu
Ratu melahirkan.
‘Kelahiran
para Buddha merupakan sebab kebahagian
Pembabaran Ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan
Persatuan Sangha merupakan sebab kebahagiaan
Dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan’ (Dhammapada 194)
Pembabaran Ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan
Persatuan Sangha merupakan sebab kebahagiaan
Dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan’ (Dhammapada 194)
Mengapa Pangeran Siddhatta waktu lahir sudah
bisa jalan?
Hal
ini karena pada saat itu kelahiran Pangeran Siddhatta merupakan seorang
bodhisatta (Calon Buddha) yang memiliki kemampuan yang berbeda dengan manusia
pada umumnya.
Mengapa pangeran Siddhattha memilih menjadi
Buddha daripada membina rumah tangga?
Pangeran
Siddhattha sangat mencintai keluarganya, tetapi beliau memilih menjadi Buddha
karena cinta kasih-Nya kepada semua makhluk agar semuanya dapat mencapai
Kebebasan dan terlepas dari penderitaan. Cinta kasih yang sedemikian besar itu
membuatnya rela mengorbankan dirinya sendiri maupun keluarga yang dicintainya
demi kebahagiaan semua makhluk.
Mengapa pangeran Siddhatha bisa mencapai
Penerangan Sempurna?
Pangeran
Siddhata bisa mencapai Penerangan Sempurna sebagai hasil dari usaha yang
dilakukannya sejak beliau bertekad untuk menjadi seorang Buddha di hadapan
Buddha Dipankara pada masa yang telah lama sekali. Setelah itu sebagai calon
Buddha (Bodhisatta), beliau melaksanakan paramita (kebajikan) dalam banyak
sekali kelahiran sampai akhirnya terlahir sebagai Pangeran Siddhattha.
Apakah
arti kata Buddha?
Kata
Buddha berarti “Yang telah bangun” atau “Yang telah sadar”, yaitu seseorang
yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna.
Apakah
boleh seorang perempuan menjadi Buddha?
Di
dalam Agama Buddha, tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan karena
kelahirannya karena seorang laki-laki dapat terlahir kembali menjadi perempuan
dan sebaliknya. Seorang laki-laki atau perempuan dapat saja bercita-cita
menjadi Buddha, hanya pada saat akan mencapai keBuddhaan maka ia harus dalam
kelahiran sebagai seorang laki-laki.
Apakah Sang Buddha bisa terbang?
Sang
Buddha tentu saja bisa terbang. Ini terdapat dalam kehidupan Sang Buddha.
Misalnya ketika suatu kali Sang Buddha ingin menyebrangi sungai tetapi tidak
mempunyai uang untuk membayar tukang perahu, maka beliau melintasi sungai itu
dengan terbang di atas air.
Apakah
Sang Buddha memiliki kesaktian?
Sang
Buddha memiliki Abhinna (Kemampuan Batin Luar Biasa), di samping itu Sang
Buddha pun memiliki kemampuan yang hanya dimiliki oleh seorang Buddha yaitu
dari sebelah tubuh-Nya dapat memancarkan api sedangkan pada saat yang sama
sebelah tubuh yang lain juga memancarkan air. Sebagai seorang Buddha beliau
tidak dapat dibunuh oleh siapa pun juga.
Catatan:
Seseorang yang telah mencapai tingkat tertentu dalam meditasi dapat memiliki kemampuan batin luar biasa (Abhinna) yaitu:
- Iddhi (kesaktian) misalnya kemampuan untuk terbang, mengubah diri, berjalan di atas air dan sebagainya
- Kemampuan untuk mendengar suara dari alam lain
- Kemampuan untuk membaca pikiran makhluk lain
- Kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan muncul-lenyap-Nya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan kammanya masing-masing
- Kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang lampau
- Kemampuan untuk melenyapkan kekotoran batin dalam dirinya yang membimbing ke arah kesucian tertinggi
Seseorang yang telah mencapai tingkat tertentu dalam meditasi dapat memiliki kemampuan batin luar biasa (Abhinna) yaitu:
- Iddhi (kesaktian) misalnya kemampuan untuk terbang, mengubah diri, berjalan di atas air dan sebagainya
- Kemampuan untuk mendengar suara dari alam lain
- Kemampuan untuk membaca pikiran makhluk lain
- Kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan muncul-lenyap-Nya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan kammanya masing-masing
- Kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang lampau
- Kemampuan untuk melenyapkan kekotoran batin dalam dirinya yang membimbing ke arah kesucian tertinggi
Dikutip
dari buku Ketika Anak Bertanya Tentang Sang Buddha Dan Ajarannya (Sangha
Theravada Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar